. Interaksi dalam
Ekosistem
Dalam ekosistem pasti ada interaksi
atau hubungan timbal balik antara komponen yang satu dengan komponen yang lain.
Interaksi yang ada bisa berupa interaksi yang saling menguntungkan, merugikan
atau tidak berpengaruh terhadap satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis interaksi
tersebut, antara lain:
1. Simbiosis mutualisme adalah
interaksi antarorganisme yang saling menguntungkan. Contoh: kupu-kupu dengan
tanaman berbunga.
2. Simbiosis parasitisme adalah
interaksi antarorganisme yang saling nmerugikan. Contoh: benda dengan tanaman
inangnya.
3. Simbiosis komensalisme adalah
interaksi antarorganisme yang satu diuntungkan dan yang lain tidak dirugikan.
Contoh: tanaman anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
4. Kompetisi adalah jenis interaksi
antarorganisme yang saling bersaing untuk bisa bertahan hidup. Contoh: tanaman
padi dengan gulma.
5. Netralisme adalah interaksi
antarindividu yang saling lepas atau tidak saling memengaruhi. Contoh: kambing
dengan kucing.
6. Predatorisme adalah interaksi
antarorganisme, di mana yang satu memakan yang lain. Contoh: harimau dengan
rusa.
Keseimbangan Ekosistem
Dalam suatu ekosistem yang masih
alami dan belum terganggu akan didapati adanya keseimbangan antara
komponen-komponen penyusun ekosistem tersebut. Keadaan seperti ini disebut juga
sebagai homeostatis, yaitu
kemampuan ekosistem untuk dapat menahan berbagai perubahan dalam sistem secara
menyeluruh. Sistem yang dimaksud meliputi penyimpanan zat hara, pertumbuhan
dan perkembangan organisme yang ada, pelepasan zat hara di lingkungan,
reproduksi organisme dan juga meliputi sistem penguraian jasad-jasad makhluk
hidup yang telah mati.
Suksesi
Seiring bertambahnya waktu,
perlahan-lahan suatu ekosistem akan mengalami perubahan dari kondisi semula.
Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut sangat mudah untuk diamati dan
biasanya dalam perubahan itu terdapat pergantian komunitas dalam ekosistem
tersebut. Proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke
arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil itulah yang disebut sebagai
suksesi. Proses suksesi akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah
mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang
klimaks dapat dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga mampu
mempertahankan kestabilan internalnya. Dalam suksesi dikenal suksesi primer dan
suksesi sekunder, perbedaan antara keduanya terletak pada kondisi habitat pada
awal proses suksesi terjadi.
1. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi ketika
komunitas awal terganggu dan mengakibatkan hilangnya komunitas awal tersebut
secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut akan terbentuk substrat
dan habitat baru.
2. Suksesi Sekunder
Apabila dalam suatu ekosistem alami
mengalami gangguan, baik secara alami ataupun buatan (karena manusia), dan
gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme yang ada sehingga
dalamekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama masih ada.
Faktor yang memengaruhi proses suksesi, yaitu:
1. Luasnya habitat asal yang
mengalami kerusakan.
2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar
ekosistem yang terganggu.
3. Kecepatan pemencaran biji atau
benih dalam ekosistem tersebut.
4. Iklim, terutama arah dan
kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan benih lain serta curah hujan yang
sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan.
5. Jenis substrat baru yang
terbentuk.
Untuk memperbaiki dan mengembangkan blog ini menjadi lebih baik, mari bersama - sama kita bangun, caranya? Apabila kamu menemukan link yang mati/sudah tidak berfungsi atau gambar yang sudah tidak muncul/expire, silahkan hubungi kami disini. Laporan anda sangat berpengaruh pada perkembangan blog ini.Tanks atas perhatiannya
GET UPDATE VIA EMAIL
Dapatkan kiriman artikel yang terbaru
Dari Kami langsung ke email anda!
Dari Kami langsung ke email anda!
0 komentar:
Posting Komentar